Rabu, 19 Agustus 2009

Bertauhid: Memuliakan martabat manusia

Dimana ada komunitas manusia maka akan didapati adanya kepercayaan terhadap adanya makhluk ghaib. Bentuk nyata pengakuannya bermacam-macam: pemberian sesaji di punden, laut, pohon dan tempat lain yang oleh mereka dikeramatkan; penaburan bunga di perempatan jalan; mengeramatkan keris, tombak, pedang dan masih banyak lagi.

Bermacam alasan yang mendasari semua itu. Diantaranya, keinginan memenuhi kecenderungan hati untuk mencari keamanan, keselamatan dan kebahagiaan atau mungkin hanya sekadar taklid buta terhadap adat-istiadat yang dilakukan oleh leluhurnya. Mungkin juga karena tidak berdaya menolak adat-istiadat tersebut yang sudah diyakini oleh warga disekitarnya. Berangsur-angsurpun tak sekedar taklid tapi ikut meyakininya juga. Na'udzubillahi min dzalik.

Dibutuhkan keberanian. Itulah pilihan yang tepat untuk membersihkan akidah dari semuanya itu. Bisa jadi karena penolakannya ia akan dikucilkan bahkan dimusuhi oleh mereka yang telah meyakininya. Tetapi inilah kemuliaan yang memang harus dibayar mahal. Hasbiyallah, cukuplah Allah bagiku.

Ketahuilah bahwa manusia harus menjadi makhluk yang lebih mulia daripada makhluk lain, inilah misi hidup manusia. Kemuliaan itu akan sempurna jikalau ia telah sempurna menjadi seorang abdillah -- hamba Allah Swt. Seorang hamba yang tiada menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Iblis diperintahkan bersujud kepada Nabi Adam itu adalah bukti kemuliaan manusia.

Pemberian sesaji ataupun perbuatan mengeramatkan benda (makhluk) adalah wujud dari penyembahan kepada makhluk ciptaan Allah Swt. Perbuatan itu adalah pengakuan bahwa ada makhluk ghaib yang lebih kuat dan lebih sempurna dari dirinya -- yang menguasai dirinya. Secara tidak sadar ia mengakui lebih hina dari makhluk selain dari jenisnya.

Ketahuilah bahwa manusia adalah lebih mulia daripada makhluk lain. Bahkan lebih mulia daripada malaikat, dengan syarat beriman dan menyempurnakan tugasnya untuk sebagai seorang hamba Allah Swt.

Allah Swt adalah satu-satunya yang berhak disembah, tempat bergantung segala sesuatu. Kepada-Nya lah tempat mengadu dan meminta pertolongan. Dia-lah yang mampu memberikan keamanan, kebahagiaan, keselamatan dan apapun yang manusia butuhkan. Percayalah kepada-Nya, penuhilah sunatullah menjadi makhluk yang lebih mulia.

 Copyright @ 2009. Dunia Islam Indonesia