Senin, 17 Agustus 2009

Tafsir Surah Al-Muddatstsir Ayat 4

AYAT 4
“Dan pakaianmu bersihkanlah !”
Tafsir Ibnu Katsir. Ada yang mengatakan, bersihkanlah dari dosa dan kemaksiatan. Ada juga yang mengatakan, yang dimaksud adalah membersihkan kalbu. Diakatakan pula, cucilah pakaianmu dengan air, karena orang-orang musyrik itu dahulu tidak pernah bersuci, maka Allah memerintahkan beliau untuk bersuci dan membersihkan pakaiannya. Pendapat inilah yang menjadi pegangan ibnu Jarir. Namun, ayat ini mencakup semua penafsiran diatas, karena orang-orang Arab sering mengatakan hati dengan pakaian.


Tafsir Jalalain. “Dan pakaianmu sucikanlah dari najis

Tafsir al-Qurthubi. Dalam menafsirkan ayat tersebut terdapat dalam delapan pendapat. Hal itu dikaitkan dengan maksud makna tsiyab yaitu amal, hati, nafs, jasad, keluarga, akhlak, addiin, dan pakaian zahir. Dalam buku “Panduan Berislam : Buku 4.

Paket Dakwah” yang diterbitkan DPP Hidayatullah pada tahun 2001 di halaman 54 disebtkan makna ta’wil ayat tersebut berdasar pengertian tsiyab adalah :
a. Dan amalmu perbaikilah (pendapat Mujahid dan Ibnu Zaid).
b. Dan hatimu sucikanlah. Mawardi berkata, suci dari dosa dan maksiat serta khianat.
c. Dan nafs(jiwa)-mu sucikanlah, yaitu dari dosa.
d. Dan jasadmu sucikanlah, yaitu dari beberapa maksiat zahir.
e. Dan keluargamu sucikanlah dari berbagai kesalahan dengan nasihat dan pendidikan. Dikaitkan dengan surat al-Baqarah

ayat 187.
f. Dan akhlakmu bguskanlah (pendapat al-Hasan dan al-Kurdzi).
g. Dan agamamu sucikanlah.
h. Dan pakaian zahirmu sucikanlah, yaitu dari najis dan perbuatan haram.
Disebutkan pula dalam buku “Panduan Dakwah: Menyemai Generasi Qur’ani Merujuk Tahapan Turunnya al-Qur’an” yang diterbitkan oleh Departemen Dakwah DPP Hidayatullah 2005, bahwa bersih dalam hal kebersihan diri, kebersihan harta, kebersihan moral, dan kebersihan jabatan.

Tafsir al-Mishbah. Penulis tafsir tersebut memilih dalam mengartikan kata tsiyab dan thahir kedalam bentuk hakiki yaitu memebersihakan pakaian dari segala macam kotoran, dan tidak mengenakannya kecuali apabila ia bersih sehingga nyaman dipakai dan dipandang. Hal tersebut didukung dari sabab nuzul ayat ini yang menjelaskan bahwa ketika turunnya, Rasulullah Saw yang ketakutan melihat Jibril bertekuk lutut dan terjatuh ketanah sehingga tentu mengakibatkan kotornya pakaian beliau.

Tafsir Fi Zhilalil Qur’an. Kebersihan ini merupakan kata kiasan yang biasa dipakai orang Arab dengan maksud kebersihan hati, akhlak, dan mala perbuatan. Kebersihan dan kesucian ini termasuk pakaian dan segala sesuatu yang bersentuhan dengannya.

Kebersihan dan kesucian adalah keadaan yang sangat cocok untuk menerima kehadiran makhluk tertinggi, sebagaimana kesucian ini merupakan sesuatu yang paling lekat dengan risalah ini.
 Copyright @ 2009. Dunia Islam Indonesia